Pastikan Penanggulangan Stunting Berhasil

Loading

Kapus Lohbener Lakukan Monitoring Posyandu

DISKOMINFO INDRAMAYU — Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Lohbener bersama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kecamatan Lohbener dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Lohbener lakukan monitoring Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di 6 desa wilayah kerja Puskesmas Lohbener Kabupaten Indramayu, Jum’at (11/3/2022).

Dalam monitoring ini Kepala Puskesmas (Kapus) Lohbener dr. Andri melakukan sosialisasi terhadap pengetahuan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Menurutnya, MPASI diberikan terhadap anak-anak berusia 6 bulan sebagai pendamping Air Susu Ibu (ASI) untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi pada anak demi pertumbuhan dan perkembangannya.

“Memasuki usia 6 bulan, kebutuhan energi dan nutrisi bayi semakin meningkat, sehingga ia membutuhkan makanan tambahan selain ASI. Manfaatnya salah satunya untuk cegah stunting secara dini. MPASI ini ditujukan untuk bayi agar menunjukkan tanda-tanda bahwa ia siap menerima atau berusaha meraih makanan. Yang pasti, anak menjadi lebih lapar dan menunjukkan tanda-tanda lapar seperti gelisah atau menangis,” katanya kepada Diskominfo Indramayu, Jum’at (11/3/2022).

Menurutnya, jika orang tua tidak memperkenalkan MPASI dengan cara yang tepat pada buah hatinya saat memasuki usia 6 bulan maka dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak. Diharapkan Andri, orang tua bayi harus memastikan MPASI untuk sang buah hatinya dapat terpenuhi sesuai syarat yang ditentukan.

“Inilah mengapa MPASI ini begitu penting karena anak yang mengalami gizi kurang pada usia 6 bulan akan lebih mudah mengalami anemia. Terjadinya anemia karena kekurangan zat besi sudah terbukti menurunkan skor kecerdasan pada anak sebanyak 10-15 poin,” tambahnya.

BACA  Adat “Ngarot” Tradisi Leluhur Yang Membanggakan

Upaya memperkenalkan MPASI kepada masyarakat Kecamatan Lohbener ini sudah dilakukan dengan menggerakkan masyarakat untuk terus berinovasi seperti membuat bubur bayi yang sudah berjalan selama 3 tahun.

“Inovasi tersebut muncul saat anaknya pak Bowon dirawat RS. Ketika menunggu anaknya dirawat di RS, pak Bowon menemukan lembaran kertas tentang brosur asupan gizi. Dari situlah dicoba oleh Pak Bowon untuk asupan anaknya terus akhirnya dijadikan pemberian makanan tambahan yang sekarang disebut Baby Gemes. Inovasi ini tentu keren karena selain bermanfaat untuk sendiri, untuk Posyandu bisa juga membuka peluang ekonomi,” terangnya.

Produksi Baby Gemes sebagai asupan tambahan bagi bayi semakin berkembang. Bahkan sekarang ini telah memiliki 3 cabang.

Sosialisasi MPASI ini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya stunting (Gagal tumbuh pada anak -Red) melalui Pembuatan Makanan Tambahan (PMT) pada bayi dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Tegas Andri, penurunan stunting ini sebagai upaya merealisasikan keinginan Bupati Indramayu Nina Agustina Da’i Bachtiar supaya angka stunting di Indramayu dapat menurun, di samping itu untuk mencegah terjadinya stunting kepada anak. (Oyib/MTQ—Tim Publikasi Diskominfo Indramayu)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Scroll to Top