DISKOMINFO INDRAMAYU — Pemerintah Kabupaten Indramayu terus berkomitmen dalam upaya penurunan angka stunting hingga bisa menghasilkan suatu capaian yang positif. Hal itu terungkap ketika Pemerintah Kabupaten Indramayu mengikuti Penilaian kinerja dalam pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Tahun 2022 oleh Tim Provinsi Jawa Barat.
Penilaian kinerja pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 ini dilangsungkan secara daring pada Selasa 05/07/2022.
Bertempat di Ruang Ki Tinggil Setda Indramayu, Bupati Indramayu Nina Agustina Da’i Bachtiar didampingi Sekda Kabupaten Rinto Waluyo, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Indramayu Aan Hendrajana, Kepala Bappeda-Litbang Kabupaten Indramayu Iin Indrayati dan lainnya mengikuti penilaian ini secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting.
Dalam sambutannya Bupati Indramayu Nina Agustina menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berhasil menurunkan angka stunting Indramayu Tahun 2022 diangka 14,4 persen dari sebelumnya pada tahun 2019 prevalensinya pada angka 29, 9 persen.
“Terima kasih banyak untuk semuanya. Apresiasinya ini untuk Indramayu atas keberhasilan penurunan stunting hingga mencapai angka 14,4%,†katanya.
Bupati Nina menambahkan, dirinya akan memantau secara langsung perkembangan penurunan angka stunting yang ada di Kabupaten Indramayu dengan menggunakan berbagai komponen yang menjadi satu kesatuan sistem aplikasi.
“Dengan sebuah aplikasi, kini dapat secara langsung memonitor langsung stunting di Kabupaten Indramayu. Ini karena berkat kerja sama yang dilakukan antara eksekutif, legislatif, dan juga unsur-unsur posyandu dan PKK,†tambahnya.
Sementara itu Kepala RSUD Indramayu dr. Deden Boni Koswara memaparkan, terdapat berbagai kendala dalam rangka upaya penurunan angka stunting secara konvergen. Mulai dari Dana desa yang masih belum dimaksimalkan, kordinasi lintas sektor yang terkendala pandemi, pemanfaatan dana Desa untuk stunting digunakan untuk penanganan Covid-19, dan kegiatan yang bersifat non fisik tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.
Melihat adanya kendala tersebut dr. Deden menginginkan meningkatnya koordinasi antara pemerintah daerah, desa dan unsur masyarakat, kemudian membangun sistem manajemen data dan memaksimalkan pemanfaatan dana APBD, Dana desa dan Dana Alokasi khusus.
Disamping itu juga, meningkatkan kualitas layanan, melakukan pemantauan dan evaluasi, melakukan akselerasi program dan kegiatan. Pemerintah Kabupaten Indramayu dan lembaga non pemerintah serta masyarakat menyepakati program dan kegiatan dengan prioritas kelompok sasaran berada di desa sebagai prioritas pencegahan dan penanggulangan stunting Kabupaten Indramayu.
Menurutnya, stunting dapat menjadi predikat rendahnya kualitas sumber daya manusia yang berpengaruh terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa, sehingga pencegahan dan penanggulangan stunting menjadi sangat penting dan harus dioptimalkan.
“Kita harus berkomitmen dalam pencegahan stunting, dan siap mendukung maupun menyukseskan setiap program serta kegiatan dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi di Kabupaten Indramayu,†tambahnya.
Salah satunya dengan memuluskan program Gerakan Penurunan Stunting Terpadu (GESIT). Artinya seluruh perangkat daerah dan seluruh stakeholder terkait yang ada di Kabupaten Indramayu semua terlibat dalam integrasi penurunan angka stunting.
Selanjutnya Kepala Diskominfo Indramayu Aan Hendrajana mengatakan, program pemerintah dalam rangka penurunan stunting sudah disosialisasikan baik yang dimiliki Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Indramayu yakni Gemar Makan Ikan dan Budidaya Ikan Dalam Ember (Budidamber) Ikan Lele yang dapat dikonsumsi bagi anak-anak dalam pemenuhan gizi.
“Kami melalui jejaring yang dimiliki telah mensosialisasikan berbagai program kegiatan dan pemberitaan kepada publik terkait dengan diseminasi informasi pencegahan stunting,†ujarnya. (Wira/MTQâ€â€Tim Publikasi Diskominfo Indramayu)