Tangkal Bala Padi”, Pemdes Legok Gelar Mapag Tamba

Loading

DISKOMINFO INDRAMAYU – Pemerintah Desa (Pemdes) Legok, Kecamatan Lohbener menggelar prosesi Adat Mapag Tamba atau upacara penangkal bala padi sebagai salah satu bentuk ikhtiar yang dipercaya masyarakat untuk mencegah atau menangkal serangan hama yang dapat merusak tanaman padi.

Prosesi adat ini masih terus dilaksanakan dan dilestarikan hampir di seluruh wilayah Kabupaten Indramayu, khususnya Desa Legok, dimana pelaksanaan Mapag Tamba biasanya dimulai ketika usia padi menginjak 40-50 hari.

Kuwu Desa Legok, Arih menjelaskan, terdapat beberapa perlengkapan yang dipersiapkan sebelum pelaksanaan Mapag Tamba seperti paso (ember bermulut lebar dan tanpa pegangan), gayung, bumbung (wadah tamba yang terbuat dari bambu) berjumlah 14 buah, serta klaras (daun pisang yang dikeringkan) sebagai tutup bumbung.

“Pelaksanaan mapag tamba ada beberapa rangkaian yang dipersiapkan dan Tahlil dan doa bersama dipimpin oleh lebe lalu air Tamba diisikan ke dalam bumbung oleh kebayan,” ungkapnya kepada Diskominfo Indramayu, Kamis (09/03/2023).

Lebih lanjut Arih menuturkan, setelah berbagai persiapan selesai dilaksanakan, kemudian air yang berasal dari 9 sumber mata air dan telah didoakan secara bersama oleh masyarakat dimasukan ke dalam bumbung guna diarak keliling sawah oleh staf desa sambil sesekali disiramkan ke areal sawah, yang mana pembawa air tersebut seluruhnya laki-laki menggunakan pakaian adat berwarna hitam dimana masyarakat sekitar menyebutnya ‘binang’ (klambine wong lanang/pakaian laki-laki).

BACA  Tumbuhkan Jiwa Wirausaha, SMAN 1 Sindang Gelar Panen Karya

Selain itu, selama prosesi penyiraman air dilaksanakan seluruh peserta tidak diperkenankan untuk bersuara.

“Mengucurkan tamba ke sawah, dilaksanakan pada siang hari, mengingat tradisi ini sudah turun temurun dengan masing-masing kelengkapannya memakai binang dan bumbung yang sudah berisi tamba, kemudian setiap peserta yang mengikuti ritual tradisi mapag tamba tidak boleh bersuara selama penyiraman ke tanaman padi di sawah para petani,” tuturnya.

Arih berharap, prosesi mapag tamba ini dapat terus dilaksanankan sehingga menjadi salah satu ciri khas maupun ikon sehingga dapat mengenalkan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indramayu ke masyarakat luas.

“Semoga tradisi ini dapat terus digelar serta menjadi upaya dalam mendukung berbagai program Bupati Indramayu Nina Agustina dalam mengenalkan Indramayu kepada masyarakat luas melalui budaya untuk menuju Indramayu Hebat, Indramayu Bermartabat dan Jabar Juara,” pungkasnya.

Usai prosesi mapag tamba selesai, seluruh masyarakat dan staf desa kembali ke balai desa untuk melaksanakan doa bersama guna hasil padi pada musim tersebut dapat berlimpah serta dilanjutkan makan bersama. (NPD/MTQ – Tim Publikasi Diskominfo Indramayu)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Scroll to Top