Kasus stunting (gagal tumbuh atau tidak berkembangnya tinggi anak) menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu. Disinyalir, salah satu penyebab stunting adalah pernikahan dini dan ketidak-mengertian pasangan suami istri terhadap kesehatan.
Sadar akan kondisi tersebut, di bawah kepemimpinan Bupati Indramayu Nina Agustina Da’i Bachtiar, Pemkab Indramayu terus mengupayakan langkah pencegahan stunting pada anak, mulai dari hulu sampai hilir.
Baru-baru ini bahkan muncul ide dari Bupati Nina Agustina, yang menganjurkan calon pengantin agar tidak perlu melakukan prewedding (pranikah), tetapi menggantinya dengan kegiatan yang lebih positif dan bermanfaat.
Konkretnya, Bupati Nina meminta agar calon pengantin mengedepankan pondasi kesehatan bagi bayi yang akan dilahirkannya nanti. Caranya, kata orang nomor satu Indramayu itu, sebelum melangsungkan pernikahan, calon pengantin sebaiknya secara rutin memeriksakan kesehatan (medical chek-up) terlebih dahulu.
“Begini, prewedding pasti mengeluarkan biaya yang besar. Jadi akan lebih manfaat jika biaya prewedding itu dialihkan untuk pemeriksaan kesehatan. Jadi prewedding sebaiknya diganti saja dengan prekonsepsi, karena akan lebih bermanfaat,” kata Nina, Jumat 15 Oktober 2021.
Prekonsepsi yang dimaksud Nina adalah jauh sebelum pernikahan dilangsungkan, calon pengantin sebaiknya lebih memikirkan kesehatan calon bayinya. Hal itu penting untuk menghasilkan kualitas kesehatan bayi yang lebih baik, juga masa depan anak.
Prekonsepsi juga, kata Bupati Nina Agustina, menjadi penting untuk mengidentifikasi risiko-risiko kehamilan bagi ibu. Jadi secara umum, prekonsepsi berguna untuk melakukan upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
“Saya perintahkan seluruh Perangkat Daerah (PD) agar mulai mengkampanyekan gerakan prekonsepsi, sebegai pengganti prewedding. Lakukan kerjasama dengan KUA dan stakeholder,” tegas Nina.
Ide mengganti prewedding menjadi prekonsepsi, disambut baik Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, saat melakukan kunjungan kerja ke Indramayu kemarin. Hasto menyatakan anjuran Bupati Nina Agustina dipandang sebagai sebuah ajakan positif untuk menciptakan generasi yang lebih berkualitas.
Hasto bahkan menilai, anjuran itu sama sekali tidak dianggap sebagai intervensi Nina pada persoalan yang bersifat privasi. Oleh karenanya, Hasto meminta semua pihak, termasuk media, agar ikut mengkampanyekan hal positif tersebut sampai dan diterima masyarakat.
“Ini ajakan yang sangat baik, ajakan yang mendidik kita agar lebih cermat menggunakan uang untuk hal yang lebih bermanfaat. Paling penting lagi, ajakan ini juga menjadi langkah mewujudkan manusia berkualitas,” ujar Hasto. (Oyib/Dedy–Tim Publikasi Diskominfo Indramayu).