Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, tuah memiliki arti sakti, keramat, berkat (pengaruh) yang mendatangkan keuntungan (kebahagiaan, keselamatan, dan sebagainya). Pun demikian dengan kegiatan Mapag Sri yang berlangsung di Desa Dermayu Kecamatan Sindang yang berlangsung Rabu, (22/02/2017) seakan kembali menghadirkan tuah romantisme kepada jaman dulu yang sudah terlampaui ratusan tahun lalu.
Wajar saja jika Mapag Sri di Desa Dermayu ini oleh beberapa pihak dianggap sebagai ‘Desa Tuah’ karena memiliki nilai historis yang sangat tinggi dan usia cukup panjang dimana perjalanan peradaban Indramayu diawali dari padukuhan Darma Ayu yang kini bernama Desa Dermayu. Apalagi Mapag Sri sudah lama tidak dilaksanakan dan baru kembali diaktifkan dalam beberapa tahun ini.
Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah seperti yang dirilis Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Indramayu menjelaskan, Mapag Sri ini merupakan upaya untuk melestarikan budaya yang berkembang ditengah masyarakat Indramayu terlebih yang dilaksanakan kali ini adalah di desa yang menjadi cikal bakal berdirinya Kabupaten Indramayu.
“Mapag Sri ini saya melihatnya sebagai ungkapan syukur dari para petani dalam menerima hasil panen padinya. Karena saya mendengar banyak lahan tambak di Kecamatan Sindang sudah beralih lahan ke pertanian,†kata Anna.
Sementara itu Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Indramayu, Nana Pasae, mengatakan, kehadiran bupati ditengah masyarakat Desa Dermayu ini benar-benar dimanfaatkan untuk mendengar langsung keinginan dan harapan masyarakat.
“Ketika bupati tengah memberikan sambutan, beliau langsung menanyakan apa keluhan dan kendala yang dihadapi oleh para petani di desa tersebut. Alhasil tadi masyarakat menyampaikannya secara langsung kepada bupati,†tegas Nana.
Pada kesempatan itu, Bupati Indramayu juga melepas kirab budaya dengan berkeliling Desa Dermayu yang diikuti oleh ratusan warga masyarakat setempat. DENI SANJAYA / Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Indramayu
