Hujan Lebat dan Angin Kencang Robohkan Bangunan Pasar Ikan dan Terbangkan Atap Rumah Warga

Loading

DISKOMINFO INDRAMAYU — Tingginya curah hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah Jawa Barat termasuk salah satunya Indramayu akhir-akhir ini berdampak pada rusaknya bangunan di beberapa titik.

Kerusakan akibat hujan lebat dan angin kencang tersebut salah satunya melanda bangunan pasar ikan yang berlokasi di Desa Dadap. Diketahui bangunan pasar yang baru dibangun dan belum sempat beroperasi tersebut dikabarkan roboh akibat terjangan angin kencang, Sabtu (31/12/2022).

Tak hanya itu, angin bertiup kencang tersebut juga merusak atap rumah Bukhori yang merupakan salah satu warga Blok Dingkel, Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat.

Sementara itu, Camat Juntinyuat Asep Kusdianti menuturkan, tidak ada korban jiwa dalam kedua insiden tersebut dan saat ini sudah dilakukan upaya tindak lanjut pembersihan puing-puing bangunan yang roboh dan perbaikan atap rumah warga.

“Hari ini kami menerima laporan bahwa angin kencang telah merobohkan bangunan pasar ikan dan merusak rumah salah satu warga kami. Namun demikian, alhamdulillah dari kedua insiden tersebut tidak terdapat korban jiwa,” tuturnya saat dihubungi Diskominfo Indramayu.

Dirinya juga turut prihatin atas musibah tersebut dan berharap semoga cuaca ekstrem tersebut dapat segera mereda dan kembali normal.

Asep juga berpesan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati lagi di tengah cuaca ekstrem saat ini terutama yang bermukim atau berdekatan dengan sungai atau sekitar tempat tinggalnya terdapat pohon serta bangunan yang berpotensi dapat roboh.

BACA  Tak Hanya Lokcan, Presiden Jokowi Juga Terpikat Sekar Niem dan Iwak Etong

“Warga diharapkan dapat lebih waspada dan berhati-hati di tengah cuaca ekstrem ini, lakukan komunikasi sesegera mungkin kepada berbagai pihak terkait bila terjadi sesuatu agar segera ditindaklanjuti,” imbuhnya.

Diketahui berdasarkan rilis BKMG, potensi cuaca ekstrem selama Nataru ini akan berlangsung dari 27 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023 seiring dengan adanya signifikansi dinamika atmosfer. (FKR/MTQ—Tim Publikasi Diskominfo Indramayu)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Scroll to Top