Rakor Inflasi, Harga Cabe Rawit Merangkak Naik

DISKOMINFO INDRAMAYU – Pemerintah pusat bersama dengan kementerian atau lembaga dan stakeholder lainnya termasuk di dalamnya Pemerintah Kabupaten Indramayu, terus berupaya menekan laju inflasi sehingga dapat terus terkendali.

Melalui rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah yang digelar secara rutin Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI), menjadi media bagi pemerintah untuk dapat melakukan evaluasi terkait upaya pengendalian inflasi serta melakukan monitoring terhadap kondisi terkini inflasi.

Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara daring, Senin (21/8/2023), dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Muhammad Negeri Tito Karnavian.

Dalam arahannya, Menteri Tito memaparkan, kondisi angka inflasi nasional bulan Juli tahun 2023 berada pada angka 3,08%, hal tersebut disusul dengan terjadinya deflasi di beberapa provinsi secara berangsur-angsur.

Selain itu, Menteri Tito juga berharap kepada jajaran pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dapat menjadikan data yang dipaparkan pada rakor pengendalian inflasi daerah tersebut untuk mengukur daerahnya berada di posisi berapa serta senantiasa terus memonitor berbagai komoditas barang dan jasa, yang mana bila muncul komoditas yang dapat memicu inflasi dapat segera dilakukan intervensi.

“Angka inflasi nasional saat ini sudah baik, mari kita terus jaga,” ungkapnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, dalam Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu ke3 bulan Agustus 2023, secara nasional terjadi kenaikan IPH sekitar 4% yang dialami sejumlah kabupaten/kota dari minggu.

BACA  Inovasi Bupati Indramayu Nina Agustina Menekan Inflasi Daerah

Kenaikan tersebut diakibatkan beberapa komoditas, seperti cabai rawit, cabai merah, beras, daging ayam ras, bawang putih serta beberapa komoditas lainnya mengalami fluktuasi harga sehingga mengakibatkan terjadinya kenaikan di beberapa daerah.

“Beberapa komoditas masih menjadi pemicu naiknya IPH, contohnya cabai rawit di mana kenaikan harga terjadi di 51 kabupaten/kota,” jelasnya.

Lebih lanjut Amalia menerangkan, salah satu faktor yang memengaruhi naiknya harga cabai rawit adalah faktor pengaruh cuaca (El-Nino) yang terjadi di daerah sentra yang berdampak pada hasil panen sehingga terganggunya suplai guna memenuhi permintaan yang tinggi.

“Yang perlu kita pikirkan di tengah meroketnya cabai rawit ini adalah kitab isa memastikan suplai antar wilayah bisa terjamin supaya bisa menurunkan harga cabai rawit di minggu berikutnya,” terangnya.

Kemudian, untuk komoditas bawang putih walaupun secara umum mengalami penurunan namun masih dalam level yang cukup tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bagian Perekonomian pada Setda Indramayu, Iing Kuswara mengatakan, Pemkab Indramayu terus melakukan monitoring terkait dengan perkembangan inflasi serta berbagai komoditas yang berpotensi memicu naiknya inflasi. Tak hanya itu, Pemkab Indramayu juga akan terus meningkatkan koordinasi dengan stakeholder lainnya terkait dengan IPH yang dipaparkan oleh Plt. Kepala BPS.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait guna menindaklanjuti hasil evaluasi rakor inflasi hari ini,” pungkasnya usai mengikuti rakor pengendalian inflasi daerah di Indramayu Command Center (ICC). (FKR/MTQ—Tim Publikasi Diskominfo Indramayu)

BACA  4 Suporter Timnas Indonesia Asal Indramayu Wafat, Kadispara Ucapkan Belasungkawa
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Scroll to Top