DISKOMINFO INDRAMAYU – Pemerintah Kabupaten Indramayu terus memberikan perhatian khusus kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil & Menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif di berbagai daerah. Hal tersebut dikarenakan pelaku UMKM dan ekonomi kreatif sudah memberikan dampaknya dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
Kue khas hari Raya Idul Fitri yang paling laris diburu oleh masyarakat salah satunya yaitu nastar. Berawal dari ide cerdas pelaku UMKM Indramayu yang berinovasi mengisi nastar dengan selai mangga, membuat nastar mangga berbeda dari nastar pada umumnya.
Hal tersebut berdampak pada pertumbuhan pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Indramayu. Nastar Mangga khas Kabupaten Indramayu tersebut diproduksi oleh UMKM asal Desa Jayalaksana Kecamatan Kedokan Bunder Kabupaten Indramayu.
Kemudian, Camat Kedokan Bunder, Atang Suwandi menjelaskan nastar mangga ‘Mimide’ tersebut menawarkan produk nastar berisi selai mangga yang terdapat dua varian yaitu mangga gedong gincu dan cengkir. Bentuknya pun berbeda, ada yang bulat seperti nastar biasa, dan yang spesial yaitu berbentuk buah mangga.
Menurutnya, ‘Mimide’ bisa menjadi icon dan mengangkat mangga menjadi oleh-oleh khas Indramayu. Nastar mangga ‘Mimide’ tersebut dijual ke seluruh Indramayu dan luar kota yakni Cirebon, Jakarta, Yogyakarta, hingga sampai Luar Negeri yaitu Hongkong, melalui pekerja migran yang menjadi reseller ‘Mimide’.
Atang berharap, dengan berbagai hambatan yang ada, nastar mangga tersebut bisa di pasarkan lebih luas lagi dan proses pengembangan produk masih bisa trus berjalan.
“Semoga nastar mangga ini bisa merambah lebih luas sehingga dapat membangkitkan UMKM di Desa, Kecamatan sampai Kabupaten Indramayu,” tambah Atang.
Sementara itu, pemilik dari ‘Mimide’, Ninih menjelaskan pada tahun 2021, berawal dari melihat dodol mangga kemudian muncul ide membuat produk yang berbahan dasar buah mangga sehingga terpikirkan membuat nastar berisi selai mangga. Percobaan awal membuat nastar mangga untuk konsumsi pribadi saja, namun banyak yang suka sehingga memutuskan untuk dijadikan usaha.
Ninih menambahkan, produksi nastar mangga tersebut melalui banyak proses pengembangan dan dipelajari secara otodidak. Mulanya, pemasaran hanya dari media sosial teman-teman dekat dan saudara, sampai saat ini dijual offline dan daring, melalui reseller dan lapak Facebook Mimide Dermayu.
Selanjutnya diketahui, dengan keunikan dan rasa yang enak, nastar mangga dijual dengan harga terjangkau yaitu stoples isi 250gr seharga Rp35.000,- dan nastar berbentuk mangga isi 280gr seharga Rp38.000,-/kotak. Dari penjualan 1-3 stoples/bulan sampai dengan saat ini mencapai 30 stoples isi 250gr dan 15-20 kotak isi 280gr/per hari.
“Karena produk kami dari bahan lokal dan tanpa pengawet saya harap produknya makin berkembang dan bisa memberdayakan masyarakat sekitar,” ujar Ninih.
Selain sering mendapat kunjungan dari Pemerintah Desa dan Kecamatan, ‘Mimide’ juga pernah dikunjungi oleh Kementrian Perindustrian RI didampingi Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu untuk meninjau langsung proses pembuatan nastar mangga tersebut. (Diskominfo Indramayu)
Penulis : Roro Wilis
Editor : Aa Deni